Selasa, 20 Maret 2012

Rumus Bangun Datar dan Bangun Ruang

Rumus Bangun Datar

Rumus Bujur Sangkar
Bujur sangkar adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi sama panjang
- Keliling : Panjang salah satu sisi dikali 4 (4S) (AB + BC + CD + DA)
- Luas : Sisi dikali sisi (S x S)

Rumus Persegi Panjang
Persegi panjang adalah bangun datar mirip bujur sangkar namun dua sisi yang berhadapan lebih pendek atau lebih panjang dari
dua sisi yang lain. Dua sisi yang panjang disebut panjang, sedangkan yang pendek disebut lebar.
- Keliling : Panjang tambah lebar kali 2 ((p+l)x2) (AB + BC + CD + DA)
- Luas : Panjang dikali lebar (pl)

Rumus Segitiga
- Keliling : Sisi pertama + sisi kedua + sisi ketiga (AB + BC + CA)
- Luas : Panjang alas dikali pangjang tinggi dibagi dua (a x t / 2)

Rumus Lingkaran
- Keliling : diameter dikali phi (d x phi) atau phi dikali 2 jari-jari (phi x (r + r)
- Luas : phi dikali jari-jari dikali jari-jari (phi x r x r)
- phi = 22/7 = 3,14

Rumus Jajar Genjang atau Jajaran Genjang
- Keliling : Penjumlahan dari keempat sisi yang ada (AB + BC + CD + DA)
- Luas : alas dikali tinggi (a x t)

Rumus Belah Ketupat
- Keliling : Penjumlahan dari keempat sisi yang ada (AB + BC + CD + DA)
- Luas : alas dikali panjang diagonal dibagi 2 (a x diagonal / 2)
- Diagonal : Garis tengah dua sisi berlawanan
Rumus Trapesium
- Keliling : Penjumlahan dari keempat sisi yang ada (AB + BC + CD + DA)
- Luas : Jumlah sisi sejajar dikali tinggi dibagi 2 ((AB + CD) / 2)

Rumus bangun ruang

1. Rumus Kubus
- Volume : Sisi pertama dikali sisi kedua dikali sisi ketiga (S pangkat 3)

2. Rumus Balok
- Volume : Panjang dikali lebar dikali tinggi (p x l x t)

3. Rumus Bola
- Volume : phi dikali jari-jari dikali tinggi pangkat tiga kali 4/3 (4/3 x phi x r x t x t x t)
- Luas : phi dikali jari-jari kuadrat dikali empat (4 x phi x r x r)

4. Rumus Limas Segi Empat
- Volume : Panjang dikali lebar dikali tinggi dibagi tiga (p x l x t x 1/3)
- Luas : ((p + l) t) + (p x l)

5. Rumus Tabung
- Volume : phi dikali jari-jari dikali jari-jari dikali tinggi (phi x r2 x t)
- Luas : (phi x r x 2) x (t x r)

6. Rumus Kerucut
- Volume : phi dikali jari-jari dikali jari-jari dikali tinggi dibagi tiga (phi x r2 x t x 1/3)
- Luas : (phi x r) x (S x r)
- S : Sisi miring kerucut dari alas ke puncak (bukan tingi)

7. Rumus Prisma Segitiga Siku-siku
- Volume : alas segitiga kali tinggi segitiga kali tinggi prisma bagi dua (as x ts x tp x)


Evolusi Manusia Purba

Peran penting Sangiran dalam penelitian evolusi manusia pertama kali ditemukan oleh GHR von Koenigswald tahun 1936. Ia meneliti Sangiran setelah Eugene Dubois menemukan fosil Pithecanthropus erectus di Trinil Ngawi, Jawa Timur, lebih dari seabad lalu. Setelah temuan Dubois, pencarian lokasi penyebaran Pithecanthropus erectus diteruskan ke berbagai daerah, seperti Ngandong (Klaten), Sangiran (Sragen), Mojokerto, Sambung Macan (Sragen), dan Patiayam (Kudus).
 
Koenigswald menemukan fosil manusia pertama di Sangiran yang ternyata ada kaitan dengan fosil di Trinil. Kawasan seluas 56 kilometer persegi dan berbentuk cekungan ini 10 tahun belakangan terus digali oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional bekerja sama dengan Museum National d’Histoire Naturelle Perancis.

Sangiran, selain menjadi tonggak temuan evolusi manusia, juga menyimpan bukti yang menggambarkan perubahan lingkungan purba Sangiran. Dari hasil penggalian lapisan tanah di Sangiran dapat diketahui kondisi lingkungan purba Sangiran.

Ditelisik dari lapisan tanah yang ada, lingkungan purba Sangiran mengalami perubahan secara bertahap. Pada periode 2,4 juta-1,8 juta tahun lalu, Sangiran masih berupa lautan dengan ditemukannya formasi Kalibeng atau lempung biru yang menjadi ciri utama lingkungan laut.

Lapisan tanah di atas formasi Kalibeng berturut-turut adalah Formasi Pucangan (1,8 juta- 900.000 tahun lalu), Grenzbank (900.000-730.000 tahun lalu), Formasi Kabuh (730.000- 250.000 tahun lalu), dan Formasi Notopuro (250.000 tahun lalu-sekarang). Masing-masing lapisan tanah menyimpan kisah kehidupan sendiri.
Dari formasi Pucangan diketahui bahwa lingkungan laut Sangiran berubah menjadi rawa- rawa. Perubahan ini diperkirakan setelah ada letusan Gunung Lawu purba yang endapan vulkaniknya bercampur dengan laut Sangiran. Dari formasi Kabuh diketahui, lingkungan Sangiran berubah total menjadi daratan dan kawasan hutan terbuka. Lapisan tanah itu kini bisa dilihat di Museum Sangiran.

Anne Marie Semah dari Museum National d’Histoire Naturelle Perancis mengatakan, lingkungan alam Sangiran pada masa itu sangat subur. Kawasan itu berbentuk hutan terbuka dengan pepohonan besar. Sungai yang mengalir membelah Sangiran membawa endapan vulkanik dan menyuburkan daerah sekitarnya. Vegetasi alam purba ini kemudian menarik perhatian para ahli paleoenvironment yang meneliti lingkungan purba dan kaitannya dengan penghuni masa itu.

Pada masa itu, 800.000- 400.000 tahun lalu, Homo erectus di Jawa mengalami masa keemasan. Setelah itu, Homo erectus makin berkurang dan punah sekitar 150.000 tahun lalu. Homo erectus Jawa, atau dalam pelajaran geografi dulu disebut Pithecanthropus erectus, mengalami evolusi terus-menerus.

Berdasarkan periode kehidupan, para ahli menemukan ada tiga jenis Homo erectus, yaitu Homo erectus arkaik yang hidup 1,5 juta-1 juta tahun lalu, Homo erectus tipik (900.000- 300.000 tahun lalu), dan Homo erectus progresif, yaitu spesies paling akhir hidup di Indonesia pada 200.000-100.000 tahun lalu.


Munculnya Homo Sapiens
 
Setelah Homo erectus progresif punah, para ilmuwan menemukan jejak manusia lain yang disebut spesies Homo sapiens. Bentuk tengkorak manusia ini lebih bulat dan volume otaknya lebih besar. Sampai sekarang, para ahli di dunia masih terus mencari ”rantai” yang menghubungkan antara Homo sapiens dan Homo erectus.

Di Sangiran tak ditemukan bukti yang mengaitkan Homo sapiens merupakan perkembangan evolutif dari Homo erectus. Jadi, setelah Homo erectus punah, sepertinya ada spesies lain yang tiba-tiba muncul, yaitu Homo sapiens, nenek moyang manusia modern.

Jejak yang membuktikan bahwa Homo sapiens merupakan bentuk evolutif dari Homo erectus malah ditemukan di Liang Bua, Flores.Selain fosil manusia, Sangiran juga menyimpan banyak fosil binatang. Fosil itu mudah ditemukan pada berbagai formasi tanah, mulai dari formasi Kalibeng, Pucangan, Grenzbank, Kabuh, hingga Notopuro.

Fosil-fosil binatang ini terserak di Sangiran. Ketika terjadi longsor di lereng bukit, fosil-fosil binatang ikut muncul ke permukaan. Jenis binatang yang ditemukan sangat beragam, seperti reptil, binatang air, ataupun vertebrata. Berbagai temuan menggambarkan evolusi fauna yang pernah terjadi di Sangiran selama lebih dari 1 juta tahun.Karena menjadi sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah habis untuk digali, sejak tahun 1977, Pemerintah Indonesia menetapkan Sangiran sebagai kawasan cagar budaya.

Tahun 1995, Sangiran diakui dunia sebagai warisan budaya dan warisan alam oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Sangiran sampai sekarang masih menyimpan banyak harta terpendam yang siap digali untuk ilmu pengetahuan.

Kamis, 15 Maret 2012

Sistem Pernapasan pada Manusia

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,  pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.

Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen (O2) perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 - 15 kali lipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.

Fungsi sistem pernapasan:

  1. Pertukaran gas
    Fungsi utama dari sistem pernapasan adalah pertukaran gas. Melalui sistem pernapasan udara baru selalu dibawa ke dalam tubuh dan udara yang tidak lagi digunakan diusir keluar.
  2. Ekskresi karbondioksida
    Sistem pernapasan adalah sistem utama untuk ekskresi karbondioksida dari tubuh. Karbondioksida dihasilkan sebagai hasil dari metabolisme memecah karbohidrat di dalam tubuh dan harus dihilangkan dengan cepat. Karbondioksida dibawa ke paru-paru oleh darah dan hilang dari paru-paru melalui pertukaran gas dengan udara segar di paru-paru.
  3. Oksigenasi dari darah
    Oksigen dibutuhkan oleh tubuh untuk memecah makanan dan harus terus diberikan untuk kelangsungan penyediaan energi. Pasokan oksigen dipertahankan oleh sistem pernapasan.

Pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

  1. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
  2. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
    tubuh.

Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :

  1. Pernapasan Dada
     Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut. Tulang rusuk terangkat ke atas. Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
  2. Pernapasan Perut
    Otot diafragma pada perut mengalami kontraksi. Diafragma datar, volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.

Sistem pernapasan sangat penting bagi tubuh manusia karena proses respirasi tidak dapat berhenti bahkan untuk beberapa detik. Jika proses respirasi berhenti bahkan untuk satu atau dua menit, kondisi akan menjadi serius dan akhirnya akan berakhir dengan kematian.